Brosur Lukas 18:9-14

Lukas 18:9-14

2023-07-03

Saksikanlah rekaman seru diskusi Alkitab Satu, acara online yang mengajakmu menyelami Firman Tuhan dengan cara yang baru dan relevan! Dalam episode ini, kita akan mengupas tuntas perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai dari sudut pandang yang menarik. Temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Mengapa doa orang Farisi yang tampak saleh justru tidak dibenarkan? Apa kunci dari doa pemungut cukai yang membuatnya dibenarkan Allah? Pelajari juga metode penggalian Alkitab SABDA yang praktis dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dapatkan inspirasi dan wawasan baru untuk memperdalam iman dan membangun hubungan yang lebih intim dengan Tuhan. Jangan lewatkan keseruan diskusi dan temukan jawabannya hanya di Alkitab Satu!

Rangkuman Acara Alkitab Satu: Perumpamaan Orang Farisi dan Pemungut Cukai (Lukas 18:9-14)

Acara Alkitab Satu yang dipandu oleh Roma dan Santi ini membahas perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai, menitikberatkan pada doa yang benar di hadapan Allah.

Bagian 1: Doa Orang Farisi (ayat 9-12)

Yesus menceritakan perumpamaan ini kepada orang yang merasa diri benar dan merendahkan orang lain. Orang Farisi, kelompok yang dikenal taat hukum Taurat, digambarkan membandingkan dirinya dengan orang lain (perampok, orang lalim, pezinah, pemungut cukai) dalam doanya. Ia memamerkan perbuatan baiknya seperti berpuasa dua kali seminggu dan memberi persepuluhan.

Isi doa orang Farisi ini menunjukkan bahwa ia ingin membenarkan diri di hadapan Allah dengan usahanya sendiri. Ia merasa lebih baik dari orang lain dan lupa bahwa di hadapan Allah semua orang berdosa.

Bagian 2: Doa Pemungut Cukai (ayat 13-14)

Berbeda dengan orang Farisi, pemungut cukai, profesi yang dipandang rendah, datang kepada Allah dengan kerendahan hati. Ia berdiri jauh-jauh, tidak berani menengadah, memukul diri, dan mengakui dirinya berdosa. Ia memohon belas kasihan Allah dengan tulus.

Sikap pemungut cukai yang jujur dan rendah hati ini membuatnya dibenarkan oleh Allah.

Pelajaran dan Aplikasi

  1. Sikap Hati: Doa yang benar lahir dari hati yang rendah hati, mengakui dosa, dan bersandar pada belas kasihan Allah, bukan kesombongan atau usaha sendiri.
  2. Jangan Merendahkan: Hindari sikap merasa diri benar dan merendahkan orang lain. Di hadapan Allah, semua orang sama-sama berdosa dan butuh anugerah-Nya.
  3. Introspeksi Diri: Evaluasi hidup dan motivasi kita. Apakah kita sudah datang kepada Tuhan dengan hati yang benar atau masih seperti orang Farisi?

Kesimpulan

Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa kebenaran di hadapan Allah tidak diperoleh dari usaha atau kesalehan diri, melainkan dari anugerah dan belas kasihan-Nya. Datanglah kepada Tuhan dengan kerendahan hati, akui dosa, dan mohon pengampunan-Nya.

Tentu, berikut ini beberapa pertanyaan diskusi untuk memperdalam pemahaman tentang teks yang kamu berikan, yang tampaknya merupakan transkrip dari sebuah acara diskusi Alkitab online:

Bagian Awal & Perkenalan:

  • Tujuan: Apa tujuan utama dari acara Alkitab online ini? Mengapa penting untuk mempelajari dan mendalami Alkitab bersama-sama?
  • Metode SABDA: Bagaimana metode SABDA (Simak, Analisa, Belajar, Doa, Diskusi, Aplikasi) membantu dalam mempelajari Alkitab? Apakah ada metode lain yang bisa digunakan?
  • Latar Belakang: Mengapa penting untuk memahami latar belakang orang Farisi dan pemungut cukai dalam konteks budaya dan sosial saat itu?

Perumpamaan Orang Farisi dan Pemungut Cukai:

  • Doa Orang Farisi: Apa saja hal yang disyukuri oleh orang Farisi dalam doanya? Mengapa ia membandingkan dirinya dengan orang lain?
  • Motivasi: Menurut kalian, apa motivasi orang Farisi tersebut dalam berdoa? Apakah ia benar-benar bersyukur atau ada maksud lain?
  • Doa Pemungut Cukai: Bagaimana sikap dan isi doa pemungut cukai berbeda dengan orang Farisi? Apa yang menunjukkan kerendahan hatinya?
  • Kebenaran di Mata Tuhan: Mengapa Yesus menyatakan bahwa pemungut cukai pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan, sedangkan orang Farisi tidak?
  • Pelajaran Berharga: Apa pelajaran terpenting yang bisa kita petik dari perumpamaan ini tentang doa dan hubungan kita dengan Tuhan?

Diskusi Lanjutan & Aplikasi:

  • Penerapan dalam Kehidupan: Bagaimana kita bisa menerapkan pesan perumpamaan ini dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal kerendahan hati dan cara pandang kita terhadap orang lain?
  • Berdoa dengan Benar: Bagaimana seharusnya sikap hati kita saat berdoa kepada Tuhan? Apa yang harus kita hindari dan apa yang harus kita utamakan?
  • Menjadi Berkat: Bagaimana kerendahan hati bisa membuat kita menjadi berkat bagi orang lain? Berikan contoh konkretnya!

Pertanyaan Tambahan:

  • Dalam konteks perumpamaan ini, bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap orang yang kita anggap “lebih rendah” dari kita?
  • Apakah mungkin seseorang memiliki kesalehan dan kerendahan hati secara bersamaan? Jelaskan!

Pastikan untuk mendorong peserta diskusi untuk memberikan pandangan, pendapat, dan pengalaman pribadi mereka terkait topik-topik ini.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini bisa membantu diskusi Alkitab kalian menjadi lebih hidup dan bermanfaat!

Berikut adalah 10 usulan kategori yang cocok untuk data teks yang Anda berikan:

  1. Agama: Kategori utama karena teks membahas Alkitab, perumpamaan Yesus, dan doa.
  2. Kekristenan: Lebih spesifik, menunjukkan agama yang dibahas adalah Kristen.
  3. Alkitab: Teks berfokus pada mempelajari dan mendalami Alkitab.
  4. Perumpamaan: Bagian inti teks, menganalisis perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai.
  5. Doa: Teks membahas doa yang benar dihadapan Tuhan.
  6. Kerendahan Hati: Sikap yang ditekankan dalam teks, kebalikan dari kesombongan orang Farisi.
  7. Belas Kasihan: Pemungut cukai mencari belas kasihan Tuhan, menunjukkan pentingnya anugerah.
  8. Studi Alkitab: Acara ini merupakan kegiatan rutin untuk belajar Alkitab secara online.
  9. Diskusi: Terdapat sesi tanya jawab dan tanggapan dari peserta.
  10. Aplikasi Praktis: Teks berusaha menghubungkan isi Alkitab dengan kehidupan sehari-hari.

× Brosur